WELCOME

selamat berkunjung di blog ini, semoga dengan bahan yang tersedia di laman blog ini dapat membantu anda

Senin, 06 Desember 2010

LAPORAN ANALISA RUANG GAWAT DARURAT




Nama Mahasiswa        : jo
Nama Pasien               : Tn. R
Diagnosa medis           : Asma Bronchial
Tanggal                       : 21 September 2006

1.      Pengkajian Primer
·         Airway : Bebas          
·         Breathing : Spontan, RR 18x/menit.
·         Circulation : Akral hangat, TD 130/90 mmHg, Nadi 84x/menit.
·         Disintegrity :

2.      Tindakan Keperawatan.
Tindakan yang dilakukan dari hasil pengkajian primer yaitu :
·         EKG
·         Pemberian O2
·         Inhalasi
·         Pemasangan infuse.
·         Foto Thorax
·         Pemeriksaan Lab (AGD & Elektrolit)

3.      Evaluasi Hasil Tindakan
Sesak berkurang.
Klien dapat istirahat dengan tenang.
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Hasil Laboratorium :
AGD
·   PH : 7, 416
·   PCO2 : 46,4 mmHg
·   PO2 : 103,3 mmHg
·   HCO3 : 29,3 mmol/L
·   tCO2 (P) : 30,7 mol
·   ABE : 4,5 mol
·   SBE : 4,9 mol
·   SBC : 28,5 mol
·   SO2 : 98,4 %

Elektrolit
·     Na : 132
·     K : 3,5
·     Cl : 89




4.      Diagnosa Keperawatan
Inefektif bersihan jalan nafas b.d. peningkatan produksi mucus, sekresi kental dan bronkospasme, ditandai dengan :
Data Subjektif :
·         Klien mengatakan nafasnya terasa sesak.

Data Objektif :
·         RR : 18x/menit
·         Wheezing (+)
·         Terpasang nasal O2
·         Ektrimitas teraba dingin
·         Muka & bibir tampak pucat


5.      Pengkajian Sekunder
Kesadaran : Compos menthis.
Kepala
Mata          : Konjungtiva tidak anemis
                    Sclera tidak ikterus.
Bibir          : tampak kering & pucat.
Thorax       : Simetris, penggunaan otot-otot asesori pernafasan.
                    Jantung : Mur-mur (-), gallop (-)
                    Paru   : Wheezing (+)
Abdomen  : Datar, lemas, Bising usus (+).
Ekstremitas : Akral dingin,
     
       
6.      Pemeriksaan Penunjang
·         Pemeriksaan Lab
·         EKG
·         Foto Thorax.

7.      Diagnosa Keperawatan (2 Diagnosa Utama )
a.       Ketidak efektifan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi kental/ peningkatan produksi mukus/bronkospasme.
1)      Tujuan
Jalan nafas menjadi efektif.
2)      Kriteria hasil
(a)    menentukan posisi yang nyaman sehingga memudahkan peningkatan pertukaran gas.
(b)   dapat mendemontrasikan batuk efektif
(c)    dapat menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi
(d)   tidak ada suara nafas tambahan
3)      Rencana tindakan
(a)    Kaji warna, kekentalan dan jumlah sputum
(b)   Instruksikan klien pada metode yang tepat dalam mengontrol batuk.
(c)    Ajarkan klien untuk menurunkan viskositas sekresi
(d)   Auskultasi paru sebelum dan sesudah tindakan
(e)    Lakukan fisioterapi dada dengan tehnik drainage postural,perkusi dan fibrasi dada.
(f)    Dorong dan atau berikan perawatan mulut
4)      Rasional
(a)    Karakteristik sputrum dapat menunjukkan berat ringannya obstruksi
(b)   Batuk yang tidak terkontrol melelahkan dan inefektif serta menimbulkan frustasi
(c)    Sekresi kental sulit untuyk dikeluarkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus yang dapat menimbulkan atelektasis.
(d)   Berkurangnya suara tambahan setelah tindakan menunjukan keberhasilan
(e)    Fisioterpi dada merupakan strategi untuk mengeluarkan sekret.
(f)    Hygiene mulut yang baik meningkatkan rasa sehat dan mencegah bau mulut.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan retensi CO2, peningkatan sekresi, peningkatan pernafasan, dan proses penyakit.
1)      Tujuan
Klien akan mempertahankan pertukaran gas dan oksigenasi adekuat.
2)                           Kreteria hasil
(a)    Frekuensi nafas 16 – 20 kali/menit
(b)   Frekuensi nadi 60 – 120 kali/menit
(c)    Warna kulit normal, tidak ada dipnea dan GDA dalam batas normal
3)                           Rencana tindakan
(a)    Pantauan status pernafasan tiap 4 jam, hasil GDA, pemasukan dan haluaran
(b)   Tempatkan klien pada posisi semi fowler
(c)    Berikan terapi intravena sesuai anjuran
(d)   Berikan oksigen melalui kanula nasal 4 l/mt selanjutnya sesuaikan dengan hasil PaO2
(e)    Berikan pengobatan yang telah ditentukan serta amati bila ada tanda – tanda toksisitas
4)                           Rasional
(a)    Untuk mengidentifikasi indikasi kearah kemajuan atau penyimpangan dari hasil klien
(b)   Posisi tegak memungkinkan expansi paru lebih baik
(c)    Untuk memungkinkan rehidrasi yang cepat dan dapat mengkaji keadaan vaskular untuk pemberian obat – obat darurat.
(d)   Pemberian oksigen mengurangi beban otot – otot pernafasan
(e)    Pengobatan untuk mengembalikan kondisi bronkus seperti kondisi sebelumnya
(f)    Untuk memudahkan bernafas dan mencegah atelektasis.

8.      Monitor Klien
Hasil observasi klien setelah dilakukan tindakan:
·         Klien istirahat dengan tenang
·         Gelisah tidak ada
·         Keluhan sesak berkurang
·         Akral hangat.
·         TD : 130/80 mmHg
·         Nadi : 84 x/menit

9.      Evaluasi Diri.
Perlu banyak belajar lagi terkait dengan kegawatan pada system pernafasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar